Pengikut

Sabtu, 24 Juli 2010

Sejarah Depok

Depok Zaman Prasejarah

Penemuan benda bersejarah di Wilayah Depok dan sekitarnya menunjukan bahwa Depok telah berpenghuni sejak jaman prasejarah. Penemuan tersebut itu berupa Menhir "Gagang Golok", Punden Berundak "Sumur Bandung", Kapak Persegi dan Pahat Batu, yang merupakan peninggalan zaman megalit. Juga penemuan Paji Batu dan Sejenis Beliung Batu yang merupakan peninggalan zaman Neolit.

Depok Zaman Padjajaran

Pada Abad ke 14 Kerajaan Padjajaran diperintah seorang Raja yang diberi gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan, yang lebih dikenal dengan gelar Prabu Siliwangi. Di sepanjang sungai ciliwung terdapat beberapa Kerajaan kecil di bawah kekuasaan Kerajaan ini, diantaranya Kerajaan Muara Beres sampe keradenan terbentang benteng yang sangat kuatsehingga mampu bertahan terhadap serangan pasukan Jayakarta yang dibentuk Demak, Cirebon dan Banten.

Depok berjarak sekitar 13 Km sebelah utara Muara Beres. Jadi wajar apabila Depok dijadikan front terdepan tentara Jayakarta saat berperang melawan Padjajaran. Hal itu dibuktikan dengan:
  • masih terdapatnya nama - nama Kampung atau Desa yang menggunakan Bahasa Sunda antara lain Parung Serang, Parung Belimbing, Parung Malela, Parung Bingung, Karang Anyar, Cisalak dan Lain-lain.
  • Dr.NJ.Krom pernah menemukan cincin emas kuno peninggalan zaman Padjajaran di Nagela, yang tersimpan di Museum Jakarta.
  • Tahun 1709 Abraham Van Riebeck menemukan benteng kuno peninggalan kerajaan Padjajaran di Karadenan.
  • di rumah penduduk Kawung Pundak sampai sekarang masih ditemukan senjata kuno peninggalan zaman Padjajaran. senjata ini mereka terima turun-temurun.
saat dahulu terjadi perang antara Padjajaran dengan Banten-Cirebon (Islam) tentara Padjajaran membangun "Padepokan" untuk melatih para prajuritnya untuk mempertahankan kerajaan,. Padepokan ini dibangun dekat sungai ciliwung. Terletak antara pusat Kerajaan Padjajaran (Bogor) dan Sunda Kelapa (Jakarta) dan di Daerah ini yang menjadi wilayah Depok sekarang.

Pemakaman umum (TPU) Srengseng Rt 6 Rw 5 Gang Ceplik, Ratujaya ada Makam : Keramat Raden Sajam
Asal muasal Daerah Ratujaya dan namanya berasal dari Putri Ningrumsari dari kerajaan Mataram, Memiliki selendang indah dan sakti saat Daerah itu masih Hutan Belantara.
Areal tersebut kini jadi tempat pemakaman Ratujaya. Letaknya tidak jauh dari Kantor Kelurahan Ratujaya.

Wilayah Depok pada ratusan Tahun yang lampau merupakan Daerah perlintasan para Raja baik Kerajaan Mataram maupun Prabu Siliwangi yang akan berkunjung ke Banten maupun sebaliknya.

Jadi Depok ini dulunya boleh dibilang sebagai tempat istirahatnya Raja - raja yang akan berkunjung ke Banten dan Cirebon maupun sebaliknya. di Wilayah ini ada Hutan kecil yang sekarang disebut engan Cagar Alam dan ada Pancuran yang kini menjadi Pancoranmas.

Garut' Jawa Barat

Makam Godog, Kec. Karangpawitan, Desa Lebak Agung.
Di Dalam Kompleks Makam Keramat Godog terdapat 7 buah makam. Di Ruang utama terletak makam Kian Santang, sedangkan makam Sembah Dalem Sareupan Sucim, makam sembah Dalem Sareupan Agung, makam Sembah Dalem Kholipah Agung dan makam Santuwaan Marjaya Suci terletak di ruangan lain. Makam lainnya yang berada di kompleks ini adalah makam Syekh Dora dan makam Sembah Pager jaya yang terletak diruang terbuka terpisah dari makam - makam diatas. Komplek Makam Keramat Godog memiliki cerita yang terkait dengan Prabu Kian Santang atau Syekh Sunan Rohmat. Prabu Kian Santang bersama 2 saudaranya, yaitu Dewi rara Santang dan Walang Sungsang merupakan anak Prabu Siliwangi.

Makam Keramat (hyang Wali Nagara) di Cilawu garut

Makam Keramat Biru - Cilegon - Garut

Terletak di Desa Cinunuk, Kecamatan Wanaraja. Makam yang keramat yaitu Makam Pangeran Papak, dia salah seorang penyebar Agama Islam terdapat beberapa peninggalan benda pusaka masa lalu seperti pedang, keris, goong, sadel kuda yang terbuat dari kuningan. (keturunan Raden Patah).

Makam Sunan Cipancar di Kp. Pasir Astana, Desa Pasirwaru, Kec. Balubur Limbangan. Salah satu tokoh yang mengt-Islamkan di Garut.

Kawasan Gunung Poronggol Limbangan ada Petilasan Sunan Rumenggong, yang mempunyai nama Jayakusumah/Wijayakusumah(I) Ratu Rara Inten Rakean Layaran Wangi/Jaya Permana/Gagak Rancang.

Sayangheulang Garut Selatan, tepat di ujung barat pantai terdapat bukit kecil. di Puncak itu terdapat sebuah makam keramat yang oleh penduduk sekitar diakui sebagai Makam Prabu Geusan Ulun. Keberadaan makam tersebut agak mengherankan, seperti diketahui Prabu Geusan Ulun adalah Raja Sumedanglarang. di Sumedang itu pusakanya Makam Raden Pangen Papak yang berada di Cinunuk, RT 04 RW 05 Kec. Wanaraja KOta Garut.

Ciamis" Jawa Barat

Komplek Pemakaman di Blok Kliwon Kampung Blender Kel. Maleber Kab. Ciamis, kurang begitu dikenal Masyarakat. Padahal, disini ada makam keramat dari sebuah Kerajaan di Ciamis, yakni Makam Keramat Raden Mas Kliwon.
Raden Mas Kliwon seorang Raja Gagah Perkasa dan Bijaksana yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Galuh.

Makam Keramat Gunung Galuh, Yudanagara, Sindangrasa Ciamis, Jawa Barat Indonesia.

GoaKeramat Pananjung atau disebut juga Goa Parat (tembus). Terdapat di Cagar Alam Pananjung Pangandaraan. Tepat dipintu goa terdapat dua makam tokoh Mesir :
Makam Syekh Ahmad Syekh Muhamad. Makam ini untuk simbolik bahwa kedua tokoh itu hilang lewat goa itu kembali ke Mesir lewat jalan ghaib dan meninggalkan Pusaka. Kedua Tokoh ini termasuk yang meng-Islamkan di Ciamis Selatan.
Goa ini juga pernah menjadi tempat meditasi /tapa dua tokoh lain :
Pangeran Maja Agung (adik) dan Pangeran Batara Sumenda (kakak).

Karena diobyek Wisata, pengunjung bisa menikmati keindahan panorama alam danau (situ) yang berudara sejuk dengan sebuah pulau terdapat ditengahnya yang disebut Nusa Larang. Dan di Nusa Larang ini terdapat Makam Sanghyang Kencana, Putera kedua dari Prabu Sanghyang Borosngora, Raja Panjalu yang membuat situ Lengkong pada masa beliau menjadi Raja Panjalu.

Jumat, 23 Juli 2010

Sragen, Salatiga, Boyolali

Legenda Gunung Tugel juga berasal dari Boyolali.
Seperti kebanyakan Legenda di Jawa Tengah, Legenda ini bermula dari sebuah makam. Makam itu adalah makam Kiai Singaprana, seorang cucu Raden Joko Dandun, yang oleh Masyarakat Surakarta sering disebut dengan nama Syekh Bela-Belu, Putra Brawijaya V, Raja Majapahit Terakhir.
Daerah Pengging :
Tiga lokasi yang dianggap keramat, yakni Umbul Siraman Dalem, Umbul Sungsang dan makam eyang Yosodipuro.
Yosodipuro adalah Sastrawan/Pujangga jaman Kerajaan Mataram, sebelum Ronggowarsito.
Kyai Yosodipuro I lahir tahun 1792 dan wafat tahun 1802. Pujangga Surakarta ini Tumenggung Sastranegara atau Kyai Yosodipuro II. Keduanya merupakan pujangga, bahkan terkadang sulit membedakan hasil karyanya karena beliau berdua melahirka karyanya secara (kurang lebih)bersamaan. Adapun hasil karyanya yang terkenal antara lain Gubahan Arjuna Wiwaha, menyusul kemudian gubahan Bharatyudha, karya lainnya serat panitisastra, sedang karya Kyai Jasadipuro II antara lain : serat Arjunasosrobahu.
Saat wafatnya Kyai Yosodipuro I, lahirlah Raden Ngabehi Ronggowarsito. Tepatnya tanggal 14 Maret 1802. Beliau ini juga keluarga sastrawan Jawa. Cucu dari Raden Ngabehi Jasadipuro II, jadi memang darah keturunan pujangga.
Hal lain :
Desa Butuh, Kec. Plupuh, Kab. Sragen adalah tempat makam keluarga Jaka Tingkir (mas Karebet)
Di Desa Tingkir (Daerah Salatiga) inilah Mas Karebet dilahirkan.
Ayah Mas Karebet berasal dari Daerah Pengging (boyolali)
Tidak jauh dari pos tingkir (Salatiga) agak kedalam ada sendang Senjoyo. Sendang ini tempat Eyang Sanjaya Mataram Kuno. Dan sendang ini juga pernah dipakai Jaka Tingkir untuk Tapa Kungkum.

Makam Keramat Cirebon

Makam Sunan Gunung Jati
dihiasi dengan keramik buatan Cina Jaman Dinasti Ming. Di Komplek Makam ini disamping tempat dimakamkannya Sunan Gunung Jati. Lokasi ini merupakan komplek bagi keluarga Keraton Cirebon, terletak + 6 Km ke arah Utara dari Kota Cirebon. Makam Sunan Gunung Jati terletak di Astana, Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon. hanya sekitar kurang lebih 3 Km sebelah utara Kota Cirebon.
Kawasan Makam Sunan Gunung Jati memiliki lahan seluas 5 hektare. selain tempat utama untuk peziarah, kawasan ini juga dilengkapi tempat pedagang kaki lima , alun - alun, lapangan parkir dan fasilitas umum lain. kawasan makam Sunan Gunung Jati terdiri dari dua komplek Makam. Yang utama ialah komplek Makam sunan Gunung Jati, di Gunung Sembung terdiri dari 500 Makam, letaknya disebelah Barat Jalan Raya Cirebon - Karangampel - Indramayu. yang satu lagi yakni komplek Makam Syekh Dathul Kahfi di Gunung Jati, berada di timur Jalan Raya.
Terletak 9 Km dari Ibukota Cirebon ke arah utara (di Desa Trusmi, Kec. Weru). Makam Ki Buyut Trusmi yaitu salah seorang Tokoh penyebar Agama Islam di Wilayah Cirebon.

Makam Nyi Mas Gandasari
Salah seorang murid Syekh Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) dalam penyebaran Agama Islam, terkenal dengan kemampuanh ilmunya yang tiada tanding. Terletak di Desa Pangurangan Kecamatan Pangurangan atau 27 Km dariIbukota Sumber.

Makam Syekh Magelung Sakti
Merupakan salah satu seorang Pendekar yang dapat mengalahkan Nyi Mas Gandasari dan disegani karena disamping seorang Pendekar juga, beliau juga dikenal sebagai seorang yang berjasa dalam penyebaran Agama Islam ditanah Cirebon. Makam beliau terletak di Desa Karang Kendal Kecamatan Kapetakan, 21 Km dari Ibukota Sumber.

Makam Talun
Disini tempat dimakamkannya Mbah Kuwu Cirebon yaitu salah seorang pimpinan tertinggi di wilayah Cirebon. Disamping sebagai Tokoh Masyarakat, beliau jg sangat disegani dalam ilmu pengetahuannya. sehingga sampai saat ini masih banyak diziarahi oleh Masyarakat Cirebon. Terletak di Desa Cirebon Girang Kecamatan Cirebon Selatan 5 Km dari Pusat Ibukota Sumber.

GUA SUNYARAGI
Pentilasan arsitektur purba terdapat di Gua Sunyaragi sekitar 4 Km dari pusat Kota dan dapat ditempuh dengan segala jenis kendaraan dalam waktu 15 Menit. Tempat ini dahulu merupakan tempat melakukan meditasi para Sultan Cirebon. Oleh Pemerintah Daerah, tempat ini telah dilengkapi dengan suatu panggung terbuka untuk pertunjukan pagelaran seni atau sendratari.

Asal Usul Kaum BETAWI

Asal usul kaum Betawi di Jaman dulu pada abad tua, sebelum adanya Kerajaan Galuh dan Padjajaran, yakni Kerajaan di Jaman Hindu.
Berikut diterangkan asal muasal sejarah awal kaum/suku betawi sebelum jaman Pangeran Jayakarta atau tepatnya jauh sebelum jaman islam masuk pulau jawa.
Dengan Tokoh bernama Aki Tirem yang berasal dari ayahnya kerabat Medang (mataram Kuno) dan Ibunya dari percampuran Kutai dan Jawa timur (Kanjuruhan). Aki Tirem hidup dan membuat priuk di wilayah Jakarta ini.
Aki Tire mini diijinkan tinggal dan membabat alas (yang sekarang menjadi Jakarta ini, karena berhasil menundukan sapuregel – bangsa ghaib).
Setelah cukup lanjut usia, kadang kala keluarga Aki Tire mini diserang dan dirampok oleh bajak laut. Karena cukup kewalahan sendiri melawan bajak laut yang banyak dan datang selalu tiba – tiba, demi untuk melindungi keluarga dan anak – anaknya, maka suatu ketika diputuskan untuk mencari bantuan dari seseorang. Saat itulah Dewawarman seorang berilmu (yang kelak menjadi menantunya berawal diminta bantuan).
Dewawarman adalah Duta, Pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata, India. Ketika Dewawarman tiba sudah ada penguasa setempat bernama Aki Tirem atau Aki Luhur Mulya. Dewawarman kemudian menikah dengan Putri Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati. Dewawarman meneruskan kekuasaan setelah Aki Luhur Mulya Wafat.
Lalu berdirilah Kerajaan pertama yang akhirnya setelah berpindah, sekarang menjadi bagian Jakarta ini yang namanya Salakanagara Rajatapura. Salakanagara Nagara berasal dari bahasa Kawi : Salaka yang artinya perak dan nagara yang berarti Kerajaan / Pemerintahan. Ia menjadi Raja pertama dengan Gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.
Raja – raja yang memerintah dikenal bergelar sebagai Dewawarman. Dari Dewawarman I hingga Dewawarman VIII. Salakanagara menjadi cikal bakal berdirinya Tarumanegara atau Kerajaan Taruma.
Raja Dewawarman I berkuasa selama 38 tahun dan digantikan anak sulungnya yang menjadi Dewawarman II dengan Gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarman Putra. Secara berurutan inilah nama – nama Raja yang memerintah di salakanagara.
Dewawarman I bergelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara.
Dewawarman II bergelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra (Putra Sulung Dewawarman I)
Dewawarman III bergelar Prabu Singasagara Bimayasawirya (Putra Dewawarman I )
Dewawarman IV (menantu dari Dewawarman II )
Dewawarman V (Menantu dari Dewawarman IV )
Mahisassuramardini warmandewi (Putri tertua Dewawarman IV, isteri dari Dewawarman V yang lebih dahulu wafat)
Dewawarman VI bergelar sang Moteng Samudra (putra Sulung Dewawarman V )
Dewawarman VII bergelar Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati (Putra Sulung Dewawarman VI ). Sphatikarnawa Warmandewi Putri Sulung Dewawarman VII )
Dewawarman VIII bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman (Cucu Dewawarman VI yang menikah dengan Sphatikarnawa Warmandewi
Dewawarman IX Menjadi Raja namun kekuasaannya di bawah Tarumanegaraletak Salakanagara pertama kali ada di daerah Teluk Lada Pandeglang, lalu sempat pindah beberapa kali sampai berakhir ke Daerah Condet – Pasar Minggu dan Kekuasaannya mulai dari daerah Depok, Jakarta sampai Pandeglang Banten. Dan secara retorika di Condet salak tumbuh subur dan banyak sekali nama – nama tempat yang bermakna Sejarah, seperti Bale Kambang dan Batu Ampar. Balekambang adalah pasangrahan Raja dan Batu Ampar adalah Batu besar tempat sesaji diletakan.
Di Condet juga terdapat Makam Kuno yang disebut Penduduk Kramat Growak dan Makam Ki Balung Tunggal, adalah tokoh dari jaman Kerajaan pelanjut Salakanagara yaitu Kerajaan Kalapa. Tokoh ini adalah pemimpin pasukan yang tetap melakukan peperangan walaupun tulangnya tinggal sepotong (dipenglihatan Musuh) maka lantaran dijuluki Ki Balung Tunggal.
Setelah Kerajaan salakanagara, muncul Tarumanegara, lalu Kerajaan Kalapa, Galuh, Padjajaran, dsb…
Berarti peradaban kaum disekitar Jakarta yang kita kenal denga orang Betawi itu cukup tua dan mengawali sebelum Kerajaan Galuh dan Padjajaran.
Lalu terjadi perubahan kultur di Kaum Betawi, yakni Asimilasi dari para Negara pendatang seperti : Portugis, China, Arab, juga menjadi peng-Adopsian kultur pada era perjuangan menjelang Kemerdekaan. Baik dari seni pakaian, Lagu, Musik, Tarian, alat Musik dsb.
Tetapi banyak sekali Suku Betawi yang tidak tau jaman Betawi Kuno, Umumnya kaum Betawi hanya mengenal dan mengenang kultur perjuangan Betawi sendiri di era : Pitung, Nyai dasima, dsb. Padahal jauh sebelum era itu Betawi sudah eksis dan mengalami peradaban tua.
  • Semoga hal ini menjadikan wawasan dan kesadaran kita akan pentingnya Sejarah, terutama kita yang berasal dari Betawi asli.
  • Demikian kisah singkat secara garis besar tentang peranan dan keberadaan Betawi dimasa lampau.