Asal usul kaum Betawi di Jaman dulu pada abad tua, sebelum adanya Kerajaan Galuh dan Padjajaran, yakni Kerajaan di Jaman Hindu.
Berikut diterangkan asal muasal sejarah awal kaum/suku betawi sebelum jaman Pangeran Jayakarta atau tepatnya jauh sebelum jaman islam masuk pulau jawa.
Dengan Tokoh bernama Aki Tirem yang berasal dari ayahnya kerabat Medang (mataram Kuno) dan Ibunya dari percampuran Kutai dan Jawa timur (Kanjuruhan). Aki Tirem hidup dan membuat priuk di wilayah Jakarta ini.
Aki Tire mini diijinkan tinggal dan membabat alas (yang sekarang menjadi Jakarta ini, karena berhasil menundukan sapuregel – bangsa ghaib).
Setelah cukup lanjut usia, kadang kala keluarga Aki Tire mini diserang dan dirampok oleh bajak laut. Karena cukup kewalahan sendiri melawan bajak laut yang banyak dan datang selalu tiba – tiba, demi untuk melindungi keluarga dan anak – anaknya, maka suatu ketika diputuskan untuk mencari bantuan dari seseorang. Saat itulah Dewawarman seorang berilmu (yang kelak menjadi menantunya berawal diminta bantuan).
Dewawarman adalah Duta, Pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata, India. Ketika Dewawarman tiba sudah ada penguasa setempat bernama Aki Tirem atau Aki Luhur Mulya. Dewawarman kemudian menikah dengan Putri Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati. Dewawarman meneruskan kekuasaan setelah Aki Luhur Mulya Wafat.
Lalu berdirilah Kerajaan pertama yang akhirnya setelah berpindah, sekarang menjadi bagian Jakarta ini yang namanya Salakanagara Rajatapura. Salakanagara Nagara berasal dari bahasa Kawi : Salaka yang artinya perak dan nagara yang berarti Kerajaan / Pemerintahan. Ia menjadi Raja pertama dengan Gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.
Raja – raja yang memerintah dikenal bergelar sebagai Dewawarman. Dari Dewawarman I hingga Dewawarman VIII. Salakanagara menjadi cikal bakal berdirinya Tarumanegara atau Kerajaan Taruma.
Raja Dewawarman I berkuasa selama 38 tahun dan digantikan anak sulungnya yang menjadi Dewawarman II dengan Gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarman Putra. Secara berurutan inilah nama – nama Raja yang memerintah di salakanagara.
Dewawarman I bergelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara.
Dewawarman II bergelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra (Putra Sulung Dewawarman I)
Dewawarman III bergelar Prabu Singasagara Bimayasawirya (Putra Dewawarman I )
Dewawarman IV (menantu dari Dewawarman II )
Dewawarman V (Menantu dari Dewawarman IV )
Mahisassuramardini warmandewi (Putri tertua Dewawarman IV, isteri dari Dewawarman V yang lebih dahulu wafat)
Dewawarman VI bergelar sang Moteng Samudra (putra Sulung Dewawarman V )
Dewawarman VII bergelar Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati (Putra Sulung Dewawarman VI ). Sphatikarnawa Warmandewi Putri Sulung Dewawarman VII )
Dewawarman VIII bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman (Cucu Dewawarman VI yang menikah dengan Sphatikarnawa Warmandewi
Dewawarman IX Menjadi Raja namun kekuasaannya di bawah Tarumanegaraletak Salakanagara pertama kali ada di daerah Teluk Lada Pandeglang, lalu sempat pindah beberapa kali sampai berakhir ke Daerah Condet – Pasar Minggu dan Kekuasaannya mulai dari daerah Depok, Jakarta sampai Pandeglang Banten. Dan secara retorika di Condet salak tumbuh subur dan banyak sekali nama – nama tempat yang bermakna Sejarah, seperti Bale Kambang dan Batu Ampar. Balekambang adalah pasangrahan Raja dan Batu Ampar adalah Batu besar tempat sesaji diletakan.
Di Condet juga terdapat Makam Kuno yang disebut Penduduk Kramat Growak dan Makam Ki Balung Tunggal, adalah tokoh dari jaman Kerajaan pelanjut Salakanagara yaitu Kerajaan Kalapa. Tokoh ini adalah pemimpin pasukan yang tetap melakukan peperangan walaupun tulangnya tinggal sepotong (dipenglihatan Musuh) maka lantaran dijuluki Ki Balung Tunggal.
Setelah Kerajaan salakanagara, muncul Tarumanegara, lalu Kerajaan Kalapa, Galuh, Padjajaran, dsb…
Berarti peradaban kaum disekitar Jakarta yang kita kenal denga orang Betawi itu cukup tua dan mengawali sebelum Kerajaan Galuh dan Padjajaran.
Lalu terjadi perubahan kultur di Kaum Betawi, yakni Asimilasi dari para Negara pendatang seperti : Portugis, China, Arab, juga menjadi peng-Adopsian kultur pada era perjuangan menjelang Kemerdekaan. Baik dari seni pakaian, Lagu, Musik, Tarian, alat Musik dsb.
Tetapi banyak sekali Suku Betawi yang tidak tau jaman Betawi Kuno, Umumnya kaum Betawi hanya mengenal dan mengenang kultur perjuangan Betawi sendiri di era : Pitung, Nyai dasima, dsb. Padahal jauh sebelum era itu Betawi sudah eksis dan mengalami peradaban tua.
Berikut diterangkan asal muasal sejarah awal kaum/suku betawi sebelum jaman Pangeran Jayakarta atau tepatnya jauh sebelum jaman islam masuk pulau jawa.
Dengan Tokoh bernama Aki Tirem yang berasal dari ayahnya kerabat Medang (mataram Kuno) dan Ibunya dari percampuran Kutai dan Jawa timur (Kanjuruhan). Aki Tirem hidup dan membuat priuk di wilayah Jakarta ini.
Aki Tire mini diijinkan tinggal dan membabat alas (yang sekarang menjadi Jakarta ini, karena berhasil menundukan sapuregel – bangsa ghaib).
Setelah cukup lanjut usia, kadang kala keluarga Aki Tire mini diserang dan dirampok oleh bajak laut. Karena cukup kewalahan sendiri melawan bajak laut yang banyak dan datang selalu tiba – tiba, demi untuk melindungi keluarga dan anak – anaknya, maka suatu ketika diputuskan untuk mencari bantuan dari seseorang. Saat itulah Dewawarman seorang berilmu (yang kelak menjadi menantunya berawal diminta bantuan).
Dewawarman adalah Duta, Pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata, India. Ketika Dewawarman tiba sudah ada penguasa setempat bernama Aki Tirem atau Aki Luhur Mulya. Dewawarman kemudian menikah dengan Putri Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati. Dewawarman meneruskan kekuasaan setelah Aki Luhur Mulya Wafat.
Lalu berdirilah Kerajaan pertama yang akhirnya setelah berpindah, sekarang menjadi bagian Jakarta ini yang namanya Salakanagara Rajatapura. Salakanagara Nagara berasal dari bahasa Kawi : Salaka yang artinya perak dan nagara yang berarti Kerajaan / Pemerintahan. Ia menjadi Raja pertama dengan Gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.
Raja – raja yang memerintah dikenal bergelar sebagai Dewawarman. Dari Dewawarman I hingga Dewawarman VIII. Salakanagara menjadi cikal bakal berdirinya Tarumanegara atau Kerajaan Taruma.
Raja Dewawarman I berkuasa selama 38 tahun dan digantikan anak sulungnya yang menjadi Dewawarman II dengan Gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarman Putra. Secara berurutan inilah nama – nama Raja yang memerintah di salakanagara.
Dewawarman I bergelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara.
Dewawarman II bergelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra (Putra Sulung Dewawarman I)
Dewawarman III bergelar Prabu Singasagara Bimayasawirya (Putra Dewawarman I )
Dewawarman IV (menantu dari Dewawarman II )
Dewawarman V (Menantu dari Dewawarman IV )
Mahisassuramardini warmandewi (Putri tertua Dewawarman IV, isteri dari Dewawarman V yang lebih dahulu wafat)
Dewawarman VI bergelar sang Moteng Samudra (putra Sulung Dewawarman V )
Dewawarman VII bergelar Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati (Putra Sulung Dewawarman VI ). Sphatikarnawa Warmandewi Putri Sulung Dewawarman VII )
Dewawarman VIII bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman (Cucu Dewawarman VI yang menikah dengan Sphatikarnawa Warmandewi
Dewawarman IX Menjadi Raja namun kekuasaannya di bawah Tarumanegaraletak Salakanagara pertama kali ada di daerah Teluk Lada Pandeglang, lalu sempat pindah beberapa kali sampai berakhir ke Daerah Condet – Pasar Minggu dan Kekuasaannya mulai dari daerah Depok, Jakarta sampai Pandeglang Banten. Dan secara retorika di Condet salak tumbuh subur dan banyak sekali nama – nama tempat yang bermakna Sejarah, seperti Bale Kambang dan Batu Ampar. Balekambang adalah pasangrahan Raja dan Batu Ampar adalah Batu besar tempat sesaji diletakan.
Di Condet juga terdapat Makam Kuno yang disebut Penduduk Kramat Growak dan Makam Ki Balung Tunggal, adalah tokoh dari jaman Kerajaan pelanjut Salakanagara yaitu Kerajaan Kalapa. Tokoh ini adalah pemimpin pasukan yang tetap melakukan peperangan walaupun tulangnya tinggal sepotong (dipenglihatan Musuh) maka lantaran dijuluki Ki Balung Tunggal.
Setelah Kerajaan salakanagara, muncul Tarumanegara, lalu Kerajaan Kalapa, Galuh, Padjajaran, dsb…
Berarti peradaban kaum disekitar Jakarta yang kita kenal denga orang Betawi itu cukup tua dan mengawali sebelum Kerajaan Galuh dan Padjajaran.
Lalu terjadi perubahan kultur di Kaum Betawi, yakni Asimilasi dari para Negara pendatang seperti : Portugis, China, Arab, juga menjadi peng-Adopsian kultur pada era perjuangan menjelang Kemerdekaan. Baik dari seni pakaian, Lagu, Musik, Tarian, alat Musik dsb.
Tetapi banyak sekali Suku Betawi yang tidak tau jaman Betawi Kuno, Umumnya kaum Betawi hanya mengenal dan mengenang kultur perjuangan Betawi sendiri di era : Pitung, Nyai dasima, dsb. Padahal jauh sebelum era itu Betawi sudah eksis dan mengalami peradaban tua.
- Semoga hal ini menjadikan wawasan dan kesadaran kita akan pentingnya Sejarah, terutama kita yang berasal dari Betawi asli.
- Demikian kisah singkat secara garis besar tentang peranan dan keberadaan Betawi dimasa lampau.
Ass. wbr.
BalasHapusmaaf mau tanya, referensi tulisan ini darimana ya?
setau aku berdasarkan batu tulis di seputar bogor, tertera mataram kuno terbentuk setelah tarumanegara, dimana rajanya adalah adik dari raja sundagaluh yang terpecah.
macan. ini mah blog ngaco
Hapusaneh kaliii. itu bukan kerajaan betawi
BalasHapuscoba jelasin darimana asal nama suku betawi dan bahasa nya.
yang jelas dulu itu belum ada suku betawi.
bahasa betawi juaga berasal dari pendatang bangsa melayu.
di jaman kerajaan jakarta itu kekuasaan kerajaan pasundan
dan tidak ada bukti jaman kerajaan ada suku betawi
Ini sumbernya dari naskah Wangsakreta. Tapi aki tirem itu leluhur orang Sunda, bkn betawi. Dulu, 1/3 jawa adalah wilayah kerajaan Sunda.
BalasHapusagak rancu nih, seperti aki tirem..turunan medang..padahal medang sendiri baru ada di jaman sanjaya...sanjaya sendiri merupakan raja sunda-galuh..anak dari sanna dan sanaha...sanna adalah raja ketiga galuh...kalo aki tirem hidup sebelum jaman salakanagara...jauh banget jika dikaitkam dengan medang...salakanegar sekitar abad 2 dan medang sekitar abad 6..
BalasHapus