Pengikut

Jumat, 23 Juli 2010

Sragen, Salatiga, Boyolali

Legenda Gunung Tugel juga berasal dari Boyolali.
Seperti kebanyakan Legenda di Jawa Tengah, Legenda ini bermula dari sebuah makam. Makam itu adalah makam Kiai Singaprana, seorang cucu Raden Joko Dandun, yang oleh Masyarakat Surakarta sering disebut dengan nama Syekh Bela-Belu, Putra Brawijaya V, Raja Majapahit Terakhir.
Daerah Pengging :
Tiga lokasi yang dianggap keramat, yakni Umbul Siraman Dalem, Umbul Sungsang dan makam eyang Yosodipuro.
Yosodipuro adalah Sastrawan/Pujangga jaman Kerajaan Mataram, sebelum Ronggowarsito.
Kyai Yosodipuro I lahir tahun 1792 dan wafat tahun 1802. Pujangga Surakarta ini Tumenggung Sastranegara atau Kyai Yosodipuro II. Keduanya merupakan pujangga, bahkan terkadang sulit membedakan hasil karyanya karena beliau berdua melahirka karyanya secara (kurang lebih)bersamaan. Adapun hasil karyanya yang terkenal antara lain Gubahan Arjuna Wiwaha, menyusul kemudian gubahan Bharatyudha, karya lainnya serat panitisastra, sedang karya Kyai Jasadipuro II antara lain : serat Arjunasosrobahu.
Saat wafatnya Kyai Yosodipuro I, lahirlah Raden Ngabehi Ronggowarsito. Tepatnya tanggal 14 Maret 1802. Beliau ini juga keluarga sastrawan Jawa. Cucu dari Raden Ngabehi Jasadipuro II, jadi memang darah keturunan pujangga.
Hal lain :
Desa Butuh, Kec. Plupuh, Kab. Sragen adalah tempat makam keluarga Jaka Tingkir (mas Karebet)
Di Desa Tingkir (Daerah Salatiga) inilah Mas Karebet dilahirkan.
Ayah Mas Karebet berasal dari Daerah Pengging (boyolali)
Tidak jauh dari pos tingkir (Salatiga) agak kedalam ada sendang Senjoyo. Sendang ini tempat Eyang Sanjaya Mataram Kuno. Dan sendang ini juga pernah dipakai Jaka Tingkir untuk Tapa Kungkum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar