( 1 Ramadhan 471 H - 11 Rabiustsani 561 H )
Nama beliau adalah Abu Sholih Abdul Qadir bin Musa bin Abdullah bin Yahya al- Zahid bin Muhamad bin Dawud bin Musa al-Jun bin Abdullah al-Mahdi bin Hasan al- Mutsana bin al- Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Beliau dilahirkan di Jailan, yaitu Negeri terpencil dibelakang Thabrastan, yang dikenal dengan Kail atau Kailan. Oleh karena itu para ulama berbeda pendapat ketika menisbatkan nama beliau kepada tanah kelahirannya, sebagian ada yang menisbatkan Wilayah Jilan ini menjadi Jili. Sebagian menisbatkannya Jilani, sebagian yang lain lagi menisbatkannya ke Daerah Kailan menjadi Kailani, sebagian orang yang menisbatkan beliau kepada Jilani mempunyai alasan karena beliau dilahirkan disana. Akan tetapi sebagian yang lain mengatakan bahwa penisbatannya kepada Jilani adalah karena Allah telah memberikan kepada Syaikh Abdul Qadir, kedudukan yang sangat tinggi disisi-nya sejak beliau berada di dalam kandungan ibunya (Innallaha tajalla 'alaihi wahuwa fi bathni ummihi).
Beliau pernah ditanya, kapan engkau mulai menjadi Waliyullah? beliau menjawab : " Sejak Kanak - kanak, karena aku mendengar suara dari langit". Ya Waliyullah lakukanlah seperti ini dan tinggalkanlah perkara ini . "bahkan termasuk Karomah adalah sewaktu Bayi ketika Bulan Ramadhan, beliau tidak pernah menetek kepada Ibunya.
Hal itu menjadi pedoman bagi penduduk Bagdad untuk menentukan awal bulan ramadhan dan juga hari raya. Suatu hari mereka bertanya kepada Ibunda Syaikh Abdul Qadir, apakah beliau siang itu menetek atau tidak, ketika beliau tidak menetek maka bulan ramadhan telah masuk dan apabila disiang hari pada bulan ramadhan beliau menetek pada ibunya maka itu bertanda bahwa hari raya telah tiba.
Beliau dilahirkan di Jailan, yaitu Negeri terpencil dibelakang Thabrastan, yang dikenal dengan Kail atau Kailan. Oleh karena itu para ulama berbeda pendapat ketika menisbatkan nama beliau kepada tanah kelahirannya, sebagian ada yang menisbatkan Wilayah Jilan ini menjadi Jili. Sebagian menisbatkannya Jilani, sebagian yang lain lagi menisbatkannya ke Daerah Kailan menjadi Kailani, sebagian orang yang menisbatkan beliau kepada Jilani mempunyai alasan karena beliau dilahirkan disana. Akan tetapi sebagian yang lain mengatakan bahwa penisbatannya kepada Jilani adalah karena Allah telah memberikan kepada Syaikh Abdul Qadir, kedudukan yang sangat tinggi disisi-nya sejak beliau berada di dalam kandungan ibunya (Innallaha tajalla 'alaihi wahuwa fi bathni ummihi).
Beliau pernah ditanya, kapan engkau mulai menjadi Waliyullah? beliau menjawab : " Sejak Kanak - kanak, karena aku mendengar suara dari langit". Ya Waliyullah lakukanlah seperti ini dan tinggalkanlah perkara ini . "bahkan termasuk Karomah adalah sewaktu Bayi ketika Bulan Ramadhan, beliau tidak pernah menetek kepada Ibunya.
Hal itu menjadi pedoman bagi penduduk Bagdad untuk menentukan awal bulan ramadhan dan juga hari raya. Suatu hari mereka bertanya kepada Ibunda Syaikh Abdul Qadir, apakah beliau siang itu menetek atau tidak, ketika beliau tidak menetek maka bulan ramadhan telah masuk dan apabila disiang hari pada bulan ramadhan beliau menetek pada ibunya maka itu bertanda bahwa hari raya telah tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar